Kau laksana embun digurun pasir
hadirmu cukup menyejukan jiwa sang musafir
jiwa yg sudah lama gersang
hati yang tandus
inginkan siraman kasih dan sayang
terkadang
keindahan dari jauh terlihat
saat dekat hal buruk yang didapat
entahlah
mengapa dia ingin terus berkelana?
walau sudah amat sering di campakan vatamorgana
untuk kesekian kalinya
ketegarannya pun rapuh
hingga tak ada lagi harap
cinta mekar disana
namun
benih harap masih bersemayam
tak akan menyerah
walau terjerumus dahaga semakin dalam
dengan doa tak henti dia meminta
sang penawar pilu dari masa depan
seseorang yang dapat memberi kesejukan
tak lama dia berujud
kaupun datang sebagai jawaban . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar